Memperkenalkan Produk Dengan Souvenir

Didasarkan dengan niat baik, meskipun mungkin perilaku yang satu ini saya pikir itu tidak pantas untuk dilakukan. Adalah instruksi dari kantor pusat yang memerintahkan karyawannya untuk turun ke jalan, dengan berita terbarunya dengan tujuan memperkenalkan produk langsung kepada banyak orang. Dua teman Topan yang bekerja kebetulan di cabang berbeda, saling meminta bagaiamana cerita tentang bagaimana situasi ketika acara promo digelar.
Sopan, dari lokasi timur Semarang, bercerita tentang bagaimana teman-temannya melakukan promosi produk kepada orang-orang yang sedang menyetir di jalan majapahit dan jalan arteri. Ia berkata kepada pengguna jalan yang berhenti di persimpangan, dan membagikan brosur promosi disertai souvenir gantungan kunci keputusan suvenir kunci. Kami berjalan dengan sukses, promosi klaimnya.

Bahkan ketika semua selebaran habis dibagi, perlengkapan souvenir tetap masih sebanyak kardus.
Sedangkan Topan yang bekerja di semarang tenggara, ketika diminta untuk menceritakan, Kami hanya dikasih promosi sangat pendek dengan berkata lesu. Pergi ke sekitar akademi jumlah brosur yang didistribusikan harapan tidak tepat karena souvenir dibawa jumlahnya sangat tidak memadai. Sopan terpesona mendengar menurut Topan, terutama ketika tahu bahwa kantor semarang tenggara tidak menyediakan suvenir dalam jumlah cukup besar. Karena, mendesak langsung Topan akhirnya bersedia untuk memberitahu tentang apa yang terjadi.
Saya sebenarnya ngiri dengan kantor yang kamu tempati, kata Sopan. kantor kamu akan siap tepat untuk mengeksekusi program pusat. masalah pembagian souvenir aja kacau urusan. kacau bagaimana? Jadi apa sih, suvenirnya itu – sampai begitu? sopan jadi penasaran. Jawablah Topan, souvenir bolpen dari hasil pasokan inventaris kantor sebenarnya bolpen biasa kita gunakan.
Hahahaha! mendengar Sopan menjawab langsung benar-benar tidak dapat  menahan tertawa. BISA-bisanya untuk urusan yang sangat penting, kantor Sopan tampaknya tidak ingin keluar modal. Niatnya hemat sih yang diizinkan untuk suvenirnya tetapi jika diperoleh dari hasil mengambil hasil inventaris kantor sangat tidak etis.

Ini ada sebuah cerita yang aku ambil tidak secara sengaja membaca terus akhirnya saya tuangkan lagi dengan cerita versiku sendiri,, smoga saja menghibur,, walaupun tulisannya acak-acakan maap ya baru belajar menulis .. hehehehe

Leave a comment